Di mana-mana, hampir semua pengguna motor saat ini menggunakan mesin injeksi. Semua pabrik berlomba-lomba untuk merilis dengan varian baru. Mulai dari mesin, tipe, serta perubahan secara visual. Tapi, dalam hal menghidupkan mesinnya, perlu memahami hal-hal berikut ini agar performanya selalu terjaga.
Jangan Dulu Menjalankan Kendaraan saat Kontak Dihidupkan
Barangkali karena diburu-buru oleh pekerjaan, mau pergi sekolah, dan sebagainya. Akhirnya, langsung tancap gas tanpa memerhatikan apakah mesin sudah siap atau belum. Padahal, idealnya itu lampu indikator mesti berkelir ke warna oranye dulu. Dengan kata lain, baru hidupkan setelah sensor mengecek bagian mesinnya dulu.
Upaya ini memang tidak serta-merta membuat keseluruhan mesin kendaraan dalam keadaan baik-baik saja. Akan tetapi, jika saat menghidupkan mesinnya benar, maka proses perawatannya jadi lebih terjangkau. Begitu dibawa ke bengkel atau teknisi, hanya perlu servis bagian luarnya saja. Sebab, bagian mesin masih terjaga berkat kebiasaan ini.
Hidupkan Jika Speedometernya Turun Dulu
Pada waktu kontak dalam posisi on, maka secara otomatis indikatornya akan mati. Secara perlahan, speedometernya juga kembali ke posisi nol atau turun. Pada saat itulah, baru boleh menyalakan kendaraan. Soalnya saat kontak dalam posisi on, bagian pompa bahan bakar belum begitu optimal untuk bekerja. Seperti orang yang bangun tidur, jangan dulu disuruh kerja.
Soalnya hasil kinerjanya tidak akan maksimal. Alhasil, di awal-awal, mesinnya jadi tidak langsung bisa bekerja dengan suhu optimal. Untuk menjalankan kendaraan, perlu waktu untuk menyesuaikan diri antara mesin atau sistem motor dengan suhu kendaraan. Seandainya dipaksa, maka bahan bakar yang terbakar bisa lebih banyak dan boros.
Jika Dipaksa Jalan, Nanti Emisi Gas Buangnya Tinggi
Ujung-ujungnya tidak cuma berpengaruh terhadap mesin, tetapi juga dalam penggunaan bahan bakarnya. Hal ini terjadi ketika Anda memaksa kendaraan untuk melaju, padahal belum dalam keadaan siap pacu. Kalau dalam dunia komputer, kan ada istilah loading dulu. Begitu pula dengan kendaraan beroda dua ini.
Di sisi lain, apabila kebiasaan menghidupkan yang salah terus-menerus dilakukan, maka berpengaruh pada reaksi sistem terhadap tombol-tombol perintah. Akibatnya, respons mesin jadi lambat. Begitu jalan, perintah yang Anda lakukan via tombol tertentu tidak langsung direspons. Bisa bahaya sekali jika berkendara di jalan raya yang dalam keadaan padat-merayap.
Bisa Berefek pada Menumpuknya Pelumas
Sebelum jalan, keadaan kendaraan mesti panas dulu. Kalau buru-buru, minimal sudah dalam keadaan hangat. Kalau belum, bisa berefek pada penumpukan pelumas. Khususnya pada bagian jok blok mesin. Efek lainnya, bisa menyebabkan masa pakai kendaraan jadi berkurang. Baru beli tahun lalu, sudah minta ganti tahun ini. Kan sayang.
Mengapa bisa terjadi? Sebab, kendaraan yang baru hidup langsung disuruh jalan membuat pelumas tidak bekerja maksimal. Pada tiap-tiap bagian belum terlumuri pelumas secara merata. Begitu dilumasi kembali, biasanya cepat mengering. Apalagi jika menggunakan pelumas yang dioplos dengan bahan lain.
Berapa Waktu Ideal untuk Memanaskannya?
Untuk yang berteknologi injeksi, minimal dipanaskan selama 30 detik. Tapi kalau mau yang maksimal, panaskan hingga kurang lebih 10 menit saja. Tidak terlalu lama, kan? Cukup diamkan saja dalam keadaan masih hidup. Tidak perlu digeber karena tidak akan berdampak apa-apa. Sebab, bagian oli yang bekerja untuk menjaga sirkulasi putaran mesin stasionernya.
Sudahkah motor injeksi Anda dipanaskan dengan cara yang tepat? Sayang lo jika belum hangat atau panas, langsung disuruh jalan hanya gara-gara kepentingan pribadi. Bukankah waktu 30 detik atau 10 menit itu tidak terlalu lama? Impaknya memang tidak begitu terasa karena baru kelihatan ketika sudah memakai dalam jangka waktu lama.